Minggu, 09 Januari 2011

menghinakan diri

di hadapan cermin aku berseka pada matahari

menyenderkan angan pada bulan

mengiang ngiang bujukan busuk dari orang orang yang memintaku untuk mati



aku bertanya pada ibu yang mengais tangis padaNya

‘hina kah aku ibu?’

ibu hanya menjawab dengan mata yang merah

ibu hanya menarikan tangannya di atas kepalaku yang kosong



di luar rumah

anjing anjing bahkan mencabik tubuhku

di kepala

di tangan

di kaki

semua

tubuhku hancur lebur



aku kemudian bertanya kambali pada ibu

‘ibu, hinakah aku?’

dengan mata yang lebih teduh dari sebelumnya

ibu hanya berkata

‘jangan sakiti hatiNya dengan berkata bahwa kau adalah sebuah kehianaan’



aku lantas menangis sejadi-jadinya

dalam peluk ibu

dalam dekap ibu

dalam do’a ibu



aku berlari

ke peternakan dosa dosa

ke pertanian kehinaan



babi babi itu mendatangiku

menjilati tubuhku

menjilati darah darahku

menjilati nanah nanah yang keluar dari empedu ku yang terpecah belah



aku menangis

aku menangis

aku menangis

‘ibu, jika ini adalah kehinaan, hanya kau dan Dia yang menganggap aku suci’



kemudian

aku

disucikan oleh embun

dikafani oleh rindu

dikuburkan oleh angan

tidur dalam kehinaan yang mengekang diri



by. khair lazuardi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar