di hadapan cermin aku berseka pada matahari
menyenderkan angan pada bulan
mengiang ngiang bujukan busuk dari orang orang yang memintaku untuk mati
aku bertanya pada ibu yang mengais tangis padaNya
‘hina kah aku ibu?’
ibu hanya menjawab dengan mata yang merah
ibu hanya menarikan tangannya di atas kepalaku yang kosong
di luar rumah
anjing anjing bahkan mencabik tubuhku
di kepala
di tangan
di kaki
semua
tubuhku hancur lebur
aku kemudian bertanya kambali pada ibu
‘ibu, hinakah aku?’
dengan mata yang lebih teduh dari sebelumnya
ibu hanya berkata
‘jangan sakiti hatiNya dengan berkata bahwa kau adalah sebuah kehianaan’
aku lantas menangis sejadi-jadinya
dalam peluk ibu
dalam dekap ibu
dalam do’a ibu
aku berlari
ke peternakan dosa dosa
ke pertanian kehinaan
babi babi itu mendatangiku
menjilati tubuhku
menjilati darah darahku
menjilati nanah nanah yang keluar dari empedu ku yang terpecah belah
aku menangis
aku menangis
aku menangis
‘ibu, jika ini adalah kehinaan, hanya kau dan Dia yang menganggap aku suci’
kemudian
aku
disucikan oleh embun
dikafani oleh rindu
dikuburkan oleh angan
tidur dalam kehinaan yang mengekang diri
by. khair lazuardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar